Captain Marvel tayang di bioskop Indonesia. Film pertama superhero perempuan dari Marvel ini memberikan banyak penilaian dan kritik mulai dari penggemar hingga kritikus film. Terlepas dari itu, film ini dapat menjadi sebuah film empowerment untuk perempuan dalam rangka menyambut hari Wanita se-dunia.

pelantar.id – Dalam rating Rotten Tomatoes, semula Captain Marvel mendapat posisi 91 persen sebelum pemutarannya. Kemudian turun menjadi 82 persen hinga pemutaran pertama. Penurunan tersebut disebut-sebut lantaran pemeran Captain Marvel, Brie Larson sempat melontarkan pernyataan rasis dalam sebuah wawancara.

Bagaimanapun film ini memberikan berbagai tanggapan dan reaksi penonton Indonesia. Bagi penggemar Captain Marvel atau Marvel Comic langsung memasang ekpektasi tinggi.

Sebaiknya tidak karena tak selamanya sebuah film memenuhi 100 persen cerita aslinya atau sesuai dengan komik. Dunia komik atau layar lebar memiliki target berbeda yang ingin dicapai.

Film Marvel tidak buruk. Kecuali Anda berada dideratan berekpektasi tinggi atau harus menyamakan dengan cerita komik. Mari kita lihat keseimbang dalam film ini, buruk untuk dikritik ataupun membeberkan kelebihannya. Berikut analisany.

Film perayaan menyambut hari perempuan sedunia

Sebagai sambutan Hari Perempuan se dunia, film ini bisa dijadikan sebagai bentuk perayaan untuk menyatukan energi para perempuan. Bahwa perempuan tetaplah sosok yang bisa sejajar dengan laki-laki dalam mendapatkan peran dalam kehidupan.

Perempuan dapat bangkit dari keterpurukan seperti yang dialami oleh Carol Danver. Memang, Captain Marvel bukan superhero pertama yang diangkat ke layar lebar. Sebelumnya, DC Comic lebih dulu memperkenalkan Wonder Women-nya yang terbilang mendapatkan sambutan hangat.

Kritik peran

Brie Larson pemeran Captain Marvel-Carol Danvers-Vers sudah memberikan tampilan prima meskipun masih banyak yang menilai peraih Best Artist Piala Oscar 2016 ini kurang memenuhi peran seorang Captain Marvel. Brie dinilai kaku, kurang cool, kurang seksi dan terlihat canggung memerankan Carol Danvers.

Selain itu, Brie dianggap kurang berkarakter. Emosionalnya sebagai seorang superhero minim. Kritik memang wajar dan semua kekurangan itu tak memberi masalah pada film ini, selagi film ini bertujuan untuk memperkenalkan siapa Captain Marvel saja dan sebagai jembatan untuk menuju film Avengers – End Game.

Peran Brie dirasa cukup dan wajar untuk peran dan pengalaman pertama memerankan tokoh superhero. Namun, Captain Marvel bukan film Brie seorang.

Perannya dapat diseimbangkan dengan kehadiran Nick Fury yang diperankan oleh Samuel L. Jackson dan para artis lainnya seperti Jude Law yang memerankan Yon Rogg, Ben Mendelsohn sebagai Talos, Gemma Chan sebagai Minn-Erva dan pemeran lainnya.

Film penghibur

Jika ekpektasi Anda tak terwujud dalam film ini, jadikan saja film ini sebagai film yang menghibur. Memang tak banyak lelucon yang dilontarkan oleh Carol maupun Nick Fury tapi ada beberapa adegan Carol dapat menuai tawa.

Ditambah kehadiran Goose yang begitu menggelikan sekaligus mengerikan. Kucing ini sekilas tampak lucu tapi nyatanya sangat berbahaya ketika memasuki pertengah film.

Contohnya, Nick Fury termasuk korban Goose yang harus kehilangan penglihatan mata sebelah kirinya akibat dicakar. Walaupun begitu mereka tetap dekat hingga akhir film ini.

Plot acak

Dari trailer yang tayang, mungkin kita akan memperkirakan bahwa film ini akan bercerita sekilas tentang kehidupan Carol Danver dan bagaimana proses ia mendapatkan kekuatan super seperti makhluk Kree.

Nyatanya, film ini dibuat acak. Kisah kehidupan dan latar belakang Carol dibuat maju mundur.

Carol kehilangan ingatan sejak 6 tahun lalu dan tiba-tiba Ia sudah menjadi bagian masyarakat Planet Kree. Dia tak mampu mengenali dirinya. Dalam ingatannya yang terbayang hanyalah Dr. Lawson.

Carol menemukan jawabannya sendiri ketika ia jatuh ke Bumi akibat pertikaian bangsa Kree dan Skrull.

Hingga kedatangan Vers tertangkap oleh Nick Furry yang akhirnya membantu menemukan serpihan ingatan Vers. Vers akhirnya tahu bahwa kekuatan super yang diperolehnya berasal dari Dr. Lawson. Dr. Lawson ternyata adalah seorang bangsa Kree.

Vers mendapatkan kekuatan saat mereka terbang bersama dan diserang oleh makhluk luar angkasa. Serangan itu membuat pesawat yang dipiloti Vers jatuh. Dari rentetan kejadian ini Vers mendapatkan kekuatan super.

Visual Efek

Terlalu tergesa menilai bahwa visual efek dari film ini buruk. Sayang sekali, berjibun kru untuk pengerjaan visual film ini tak mampu memberikan hasil terbaik. Nyatanya wajah Nick Fury yang dibuat lebih muda yang mengikut plot tahun pembuatan film ini cukup berhasil mengecoh penonton.

Aksi Captain Marvel saat bertarung, hingga berubah bentuk menjadi sosok superhero paripurna juga menampilkan efek yang tidak cacat. Sangat terlihat keren ketika Carol mencapai kekuatan klimaknya, dengan tubuh berapi dan melayang di udara. Saat Captain Marvel terbang dan menyerang pesawat bang Kree juga tak kalah semarak.

Post Credit yang ditunggu

Hampir setiap film produksi Marvel menyuguhkan post credit sebagai jembatan untuk petunjuk film berikutnya. Dan Captain Marvel adalah petunjuk menuju film Avengers-End Game.

Jangan segera beranjak, pada bagian akhir film, Marvel menayangkan dua post credit. Salah satunya, pager Nick Fury yang akhirnya berfungsi memanggil Captai Marvel.

Pada Avengers End Game, Captain Marvel digadang-gadangkan menjadi penyelamat semesta dan akan berhadapan langsung dengan penjahat terkuat di Marvel Cinematic Universe, Thanos.

eliza gusmeri