pelantar.id – Kementerian Perindustrian mendorong para pelaku industri kecil menengah (IKM) melakukan pengembangan internet of things (IoT) agar siap menghadapi revolusi industri 4.0. Pelaku IKM harus melek dunia digital agar tidak tertinggal oleh persaingan pasar.

Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto menyatakan, langkah tersebut sebagai upaya untuk bisa mencuil potensi ekonomi digital yang pada tahun 2025 nanti diperkirakan mencapai US$ 150 miliar.

“Kami mendorong lewat lomba internet of things. Karena peluang bisnis dari ekonomi digital itu sangat besar dan dimanfaatkan oleh IKM,” ujarnya, baru-baru ini di Jakarta.

Airlangga mengatakan, bidang ekonomi digital pada 2025 nanti bisa menyerap sekitar 17 juta tenaga kerja baru. Rinciannya 4,5 juta merupakan orang yang bergerak di sektor manufaktur. Sedangkan 12,5 juta disebutnya akan bergerak di service industrinya.

Airlangga Hartarto

Dengan potensi tersebut, Airlangga berharap ekonomi digital dapat menjadi sarana transformasi, bukan disrupsi bagi pelaku IKM.

Untuk meningkatkan daya saing, Kemenperin berupaya melakukanya dengan ragam bentuk. Salah satunya menyelenggarakan Semarak Festival IKM 2018 untuk menumbuhkan pelaku IKM.

Dari lomba tersebut dari 161 pendaftar, 15 terpilih menjadi finalis hingga akhirnya terpilih 5 terbaik yang kemudian 5 terbaik tersebut berhak memperoleh hadiah masing-masing Rp50 juta.

Untuk diketahui, sejak tahun 2013 pelaku IKM terus bertumbuh. Adapun pada pada tahun ini diperkirakan sebanyak 4,49 juta pelaku IKM. Adapun pada 2013 tercatat sebanyak 3,43 juta, 2014 sebanyak 3,52 juta, 2015 sebanyak 3,68 juta, dan pada 2017 sebanyak 4,4 juta.

Ekonomi Kreatif

Sementara itu, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) berencana merevisi target produk domestik bruto (PDB) ekonomi kreatif pada tahun 2019 nanti. Hal ini berkaca pada hasil yang dicapai pada tahun 2018 ini.

Menurut Kepala Bekraf, Triawan Munaf, target pertumbuhan PDB ekonomi kreatif tahun ini yang dipatok 6,75 persen sudah terlampaui. Ini setelah melihat jumlah tenaga kerja di sektor ekonomi kreatif yang sebesar 16 juta sudah terlewati.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif sudah mencapai 18,1 juta tenaga kerja.

“Lantas sumbangan ekonomi kreatif terhadap PDB mencapai Rp 1.105 triliun, mudah-mudahan bisa terlampaui di 2018 bahkan tahun depan,” katanya di sela-sela peluncuran buku Indonesian Coffe Craft and Culture, Rabu (12/12/18) lalu.

Namun, Triawan masih enggan memberi informasi proyeksi kontribusi bidang ekonomi kreatif terhadap PDB di tahun 2019 nanti. Yang jelas, proyeksi tersebut tidak terlepas dari adanya dua bidang ekonomi kreatif yang tengah naik daun, yakni film dan gim.

Di samping tentunya bidang lainnya yang jadi maskot ekonomi kreatif yakni fesyen, kuliner dan kriya.

*****

Sumber : Kontan.co.id