pelantar.id – Direktur Utama Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Abdulbar M Mansoer memastikan Indonesia resmi menjadi salah satu penyelenggara MotoGP pada tahun 2021. ITDC sudah menandatangani Promotor’s Agreement dengan promotor MotoGP, Dorna Sport SL selama tiga tahun menggelar balapan.
Adu cepat motor kelas dunia itu akan diselenggarakan di kawasan Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat. ITDC, BUMN yang memiliki lini bisnis membangun dan mengembangkan kawasan pariwisata ini, sedang menyiapkan sirkuit kelas dunia di Mandalika.
ITDC akan menggandeng perusahaan konstruksi ternama asal Prancis, Vinci Construction dalam membangun sirkuit tersebut.
Abdulbar Mansoer mengatakan, pembangunan sirkuit tersebut akan dilakukan pada September ini. Awalnya, ITDC akan membangun terlebih dahulu dasar jalan.
Selanjutnya, Vinci akan meningkatkan standar jalanan itu berdasarkan aturan dari MotoGP.
“Kalau jalan (sirkuit) dari investasi Vinci, mereka yang bangun. Jadi jalanan dasar dari kita dulu, terus dilanjutkan Vinci pelapisan hingga uji layak sesuai standar,” kata Abdulbar, Jumat (22/2/19).
Ia menjelaskan, kerja sama dengan Vinci dilakukan dengan skema penyewaan selama 80 tahun dengan panjang lintasan 4,32 kilometer (km) dan 18 tikungan.
“Itu Vinci sewa 80 tahun. Peran ITDC mempromosikan dan kemudian koordinasi. Dibangun di luas lahan 106 ha dengan panjang 4,32 km dengan belokan sebanyak 18 belokan,” ujarnya.
Dorong Ekonomi Daerah
Pembangunan sirkuit oleh ITDC di Mandalika diprediksi akan mendorong perekonomian di NTB hingga 30 persen.
Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR, Hadi Sucahyono mengatakan, pada dasarnya pembangunan di kawasan Mandallika sepenuhnya tanggung jawab ITDC sebagai pengelola. Sedangkan pemerintah hanya memfasilitasi di luar daerah pengembangan.
Saat ini, pihaknya tengah melakukan penataan kawasan nelayan. Misalnya dengan membangun taman bermain hingga menjalankan program bedah rumah.
“Jadi pemerintah mendukung kawasan di luar itu. Saat ini dukungan kita penataan kampung nelayan di Kuta dekat situ, supaya nggak ada kesenjangan. Misalnya ada perbaikan jalan, taman bermain lalu ada rumah swadaya, seperti bedah rumah,” katanya.
Hadi memperkirakan akan ada pertumbuhan ekonomi daerah hingga 30 persen. Sebab, masyarakat sekitar akan turut membuka toko hingga jasa travel.
“Kalau menurut saya itu bisa tumbuh 20 sampai 30 persen. Karena, bayangkan di sana bikin warung, penataan kampung juga bisa jadi homestay kan buat backpacker, bikin toko souvenir, dan jasa travel lainnya,” ujarnya.
*****
Sumber: Detik.com