Pelantar.id -Tantangan media jurnalisme saat ini adalah hoaks dan citizen. Keterbukaan informasi dan mudahnya penggunaan teknologi mempermudah citizen menyerap ataupun menyebar informasi.

Terlepas informasi itu benar atau tidak atau digunakan untuk tujuan tertentu (mis-disinformasi) citizen dengan gampang membagi tanpa mau menelusuri benar atau tidaknya konten tersebut terlebih dulu.

Kemudahan ini dapat berdampak pada banyak hal yang dapat merugikan citizen sebagai pembaca dan tentunya menjadi kekuatiran para awak media yang harus melawan hoaks atau berupaya menjaga kepercayaan pembaca pada media.

Berita hoaks tentunya sangat berbahaya, bahkan akan menciptakan suasana inkondusif bagi masyarkat kita seperti timbulnya kekuatiran, mudah terhasut, pembudohan hingga dapat digunakan golongan untuk kepentingan tertentu.

Sayangnya, informasi dan berita hoaks tidak datang dari citizen saja. Media maenstrem pun ikut terkena imbasnya bahkan ikut jadi korban berita hoaks. Contoh kasusnya adalah berita Ratna Surampaet yang diberitakan dianiaya membuat media benar-benar tertipu.

Berita hoaks dapat dikenali, dan awak media sendiri bisa memverifikasi dan mencari tahu kebenaran informasi sebelum disebar.

Untuk itu, AJI Indonesia bekerjasama dengan Google News Initiative dan Internews melakukan rangkaian Training untuk Jurnalis di Indonesia, satu di antaranya diselenggarakan di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, 3-4 November 2018.

Training yang dilaksanakan di Hotel Pelangi Tanjungpinang ini bertujuan untuk mengasah keterampilan jurnalis untuk memanfaatkan sejumlah tools di internet. Skill ini berguna untuk melakukan verifikasi online atas beragam informasi yang tidak jelas kebenarannya yang banyak beredar di dunia maya (false news, fake news, hoax).

Traning ini diikuti oleh 25 anggota AJI Tanjungpinang dan AJI Batam. Ketua AJI Tanjungpinang, Jaylani mengatakan bangga AJI Tanjungpinang bisa mendapatkan kesempatan melaksanakan training tersebut.

“Berharap ilmu yang didapat dari pelatihan ini, menjadi sesuatu yang bermanfaat dalam memahami satu kejadian atau informasi. Sehingga bisa membedakan mana yang mis informasi ataupun dis informasi. Kita bersyukur dengan adanya google news initiative training network,” kata dia, Minggu (4/11/2018).

Google News Initiative Training digelar sepanjang tahun 2018 di berbagai wilayah di Indonesia seperti: Jakarta, Lampung, Bali, Bandung, Semarang, Medan, Makasar, Surabaya, Ambon, Kupang, Jayapura, Palembang, Kendari, Pekanbaru, Pontianak, Mandar, Banda Aceh, dan Balikpapan.

Pelatihan ini terbuka bagi jurnalis dari berbagai platform media (cetak, online, televisi, dan radio) yang bekerja di beberapa wilayah tersebut.

Adapaun narasumber kegiatan ini yakni Fahrurrozi dari AJI Pekanbaru dan Ocha dari AJI Padang. Mereka merupakan anggota AJI yang sudah mendapatkan sertifikat trainer dari Google.

oleh: eliza gusmeri