pelantar.id – Laju Tim Nasional Indonesia U-23 di Asian Games 2018 harus terhenti di babak 16 besar. Skuat Garuda Muda kalah dalam drama adu pinalti melawan Uni Emirat Arab di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, dengan skor 3-4.

Sebelumnya, kedua tim bermain sama kuat 2-2 di masa 90 menit pertandingan normal. Saat laga dilanjutkan dengan perpanjangan waktu 30 menit, juga tak ada gol yang tercipta.

Jalannya pertandingan cukup berimbang. Timnas U-23 tertinggal lebih dahulu di babak pertama lewat sepakan pinalti. Tendangan 12 pas itu diberikan wasit setelah Andy Setyo melakukan pelanggaran terhadap pemain sayap UEA, Zayed Alameri di area kotak pinalti pada menit ke-19.

Alameri yang maju sebagai algojo mampu mengecoh penjaga gawang Timnas U-23 Andritany Ardhiyasa. Ketinggalan 0-1, para pemain Indonesia terus meningkatkan intensitas serangan ke lini pertahanan UEA. Tapi hingga akhir babak pertama, sejumlah peluang yang didapat belum mampu berbuah gol.

Memasuki laga babak kedua, pelatih Luis Milla menarik keluar Andi Setyo dan memasukan Septian David Maulana untuk daya gedor. Hasilnya cukup bagus, serangan Indonesia semakin bervariasi dan membuat lini pertahanan UEA kerepotan.

Imbasnya, umpan silang Septian dari sisi kanan pertahanan UEA berhasil dikonversi menjadi gol oleh Beto pada menit ke-52. Sontekan pemain naturalisasi itu mampu mengecoh kiper UEA, Mohamed Alshamsi. Skor imbang 1-1.

Kedudukan itu tak bertahan lama. Delapan menit berselang, UEA kembali mendapat hadiah pinalti dari wasit. Pengadil menilai bek Indonesia, Hansamu Yama melanggar gelandang UEA, Shaheen Aldarmki. Meski diprotes oleh para pemain Indonesia karena menganggap Shaheen melakukan diving, pinalti tetap dieksekusi. Garuda Muda kembali tertinggal 1-2 setelah sepakan Alameri yang menjadi algojo untuk kedua kalinya, tak bisa dibendung Andritany.

Setelah gol itu, para pemain UEA kerap melakukan tindakan kurang terpuji. Mereka berkali-kali berpura-pura cidera. Beberapa pemain UEA secara bergantian tampak berjatuhan di tengah lapangan, untuk mengulur-ulur waktu. Mereka mencoba meredakan serangan bertubi-tubi yang dibangun Hansanu Yama dkk dengan berbagai cara kurang sportif.

Pelatih Luis Milla kemudian melakukan pergantian pemain dengan memasukkan Saddil Ramdani dan Ilham Udin Aryamin. Menjelang menit-menit akhir pertandingan, serangan Indonesia ke lini pertahanan UEA menggila.

Gol! Stadion langsung bergemuruh olah sorak-sorai pendukung Indonesia yang memadati stadion. Saddil yang menguasai bola di sisi kanan pertahanan UEA, mengirim umpan manis yang disambut dengan cantik oleh Stefano Lilipaly. Lewat sontekan kaki kanan dengan posisi badan membelakangi gawang, Stefano berhasil melesakkan bola ke gawang Alshamsi. Skor pun menjadi imbang 2-2.

Sayangnya, di masa tambahan waktu 30 menit, serangan Garuda Muda tak seganas sebelumnya. Para pemain UEA yang sebelumnya lebih banyak bertahan, mulai berani membangun serangan. Dan beberapa kali tampak merepotkan barisan pertahanan Indonesia. Hingga wasit meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan, tak ada gol yang tercipta. Pertandingan pun harus dituntaskan lewat adu pinalti.

Di babak tos-tosan ini, dari lima penendang, dua pemain Indoensia Septian dan Saddil gagal menjalankan tugasnya. Sepakan Septian melambung di atas mistar sedangkan tendangan Saddil bisa ditangkap kiper UEA. Sementara di kubu lawan, hanya Abdalla Ghanim yang tendangannya membentur mistar gawang. Skuat Garuda Muda pun harus mengubur mimpinya untuk berbicara lebih banyak di ajang pesta olahraga terbesar di kawasan Asia itu.

 

Editor : Yuri B Trisna