pelantar.id – Tim Nasional Indonesia memang tidak ikut dalam perhelatan Piala Dunia 2018 di Rusia. Namun, hal itu bukan berarti tak ada Indonesia di perhelatan akbar sepak bola sejagad itu.

Memanfaatkan kemeriahan Piala Dunia, di mana mata hampir seluruh dunia tertuju ke Rusia, Kementerian Pariwisata pun melancarkan promosi Wonderful Indonesia di Negeri Beruang Merah tersebut. Promosi digelar di berbagai media ruang, seperti bus dan baliho digital di kota-kota penyelenggara pertandingan seperti Moskow dan Saint Petersbug.

Di badan bus itu lah, pemerintah menghamparkan iklan berbagai destinasi wisata Indonesia. Di Moskow, misalnya, ada dua unit open great bus dengan desain destinasi wisata Pulau Bali dan Candi Borobudur berlogo Wonderful Indonesia.

“Bus di Moskow itu sudah mengelilingi Kota Moskow sejak tanggal 1 Juni lalu. Kita juga pasang desain Asian Games 2018 yang dilaksanakan di Jakarta dan Palembang,” kata kata Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya dikutip dari laman resmi Kementerian Pariwisata, Selasa (26/6).

Kemudian, lanjut Arief, untuk iklan Wonderful Indonesia di media billboard digital, dipasang di Novie Arbat dan Yerevan Plaza, Moskow mulai dari 16 Juni – 15 Juli 2018. Sementara di Saint Petersburg, ada 21 bus besar dan 4 bus mini yang akan berkeliling hingga Agustus nanti.

“Untuk bus kecil akan mulai keliling tanggal 26 Juni sampai 15 Juli 2018, sementara untuk bus besar pada 19 Agustus 2018,” katanya.

Menurut Arief, momentum Piala Dunia sangat tepat untuk mempromosikan pariwisata Indonesia. Harus diakui, olahraga sepak bola memiliki fans fanatik nyaris di seluruh dunia. Pada event Piala Eropa 2016 di Perancis, Kemenpar juga melakukan langkah promosi serupa.

“Hal itu yang harus kita tangkap. Strategi promosi ini kami rasa cukup efektif,” katanya.

Bus dengan desain destinasi wisata di Kota Moskow, Rusia. Foto: Istimewa

Target Kunjungan Wisatawan
Tahun ini, Kemenpar menargetkan 17 juta wisatawan mancanegara (wisman) berkunjung ke Indonesia. Untuk mencapai target itu, pemerintah merombak model pemasaran pariwisata dengan pola zonasi.

Arief mengatakan, jika sebelumnya pemasaran pariwisata dibagi dalam kelompok pemasaran yang menggarap wisman dan wisatawan nusantara (wisnus), kini tanggung jawab bagian pemasaran menjadi per regional, disesesuai dengan pangsa pasar utama asal wisman.

Misalnya, deputi pengembangan pemasaran Zona I yang mewakili Indonesia, negara-negara Asean, Australia, dan Oceania. Kemudian yang lain, fokus menggarap pasar China, Eropa, dan India. Untuk Zona II meliputi negara-negara di Asia, Afrika, Amerika dan Eropa.

Tahun ini, kata Arief, Kemenpar membidik 9 pasar utama wisman yaitu China, Eropa (Inggris, Jerman Prancis Belanda, Rusia), Singapura, Australia, Malaysia, India, Jepang, Korea, dan Timur Tengah. Penentuan negara-negara tersebut didasarkan atas pertimbangan size (ukuran), sustainability (pertumbuhan), dan spending (konsumsi) sepanjang tahun lalu.

Pada periode Januari-September 2017, pertumbuhan kunjungan wisman China mencapai 30 persen, India 45 persen, Eropa 15,2 persen dan Australia sekitar 11 persen. Destinasi wisata di Pulai Bali masih tercatat sebagai penyumbang terbesar kunjungan wisman ke Indonesia dengan kisaran 40 persen dari total seluruh kunjungan.

Editor : Yuri B Trisna